Syaikh Muhammad Sholih Al-‘Utsaimin rahimahullah
Soal: Orang yang berkeyakinan bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah cahaya Allah bukan manusia biasa dan beliau mengetahui hal yang ghaib
kemudian ia beristighotsa kepada beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam
dengan keyakinan bahwa beliau dapat memberi manfaat dan mudhorat
(kecelakaan). Apa hukum hal tersebut? Apakah diperbolehkan kita sholat di belakang orang tersebut atau orang yang semacam dia? Semoga Allah membalasi Anda dengan kebaikan.
Jawab:
Barangsiapa
yang menyakini bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah cahaya
Allah bukan manusia dan beliau mengetahui hal yang ghaib, maka dia
adalah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya shalallahu ‘alaihi wa sallam,
dia termasuk musuh Allah dan Rasul-Nya, bukan termasuk wali Allah dan Rasul-Nya, karena perkataannya merupakan pendustaan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya, maka dia kafir. Dalil bahwa perkataan ini
merupakan pendustaan terhadap Allah dan Rasul-Nya shalallahu ‘alaihi wa
sallam adalah firman-firman Allah Azza wa Jalla sebagai berikut:
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ (110) سورة الكهف
“Katakanlah (Ya Muhammad): Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu…” (QS. Al-Kahfi: 110).
قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ (65) سورة النمل
“Katakanlah (Ya Muhammad): “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah” (QS. An-Naml: 65).
قُل
لاَّ أَقُولُ لَكُمْ عِندِي خَزَآئِنُ اللّهِ وَلا أَعْلَمُ الْغَيْبَ
وَلا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ إِنْ أَتَّبِعُ إِلاَّ مَا يُوحَى
إِلَيَّ … (50) سورة الأنعام
“Katakanlah
(Ya Muhammad): Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan
Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak
(pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak
mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku…” (QS. Al-An’am: 50).
قُل
لاَّ أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلاَ ضَرًّا إِلاَّ مَا شَاء اللّهُ
وَلَوْ كُنتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لاَسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا
مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَاْ إِلاَّ نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِّقَوْمٍ
يُؤْمِنُونَ (188) سورة الأعراف
“Katakanlah
(ya Muhammad): “Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan
tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan
sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan
sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak
lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi
orang-orang yang beriman.” (QS. Al-A’rof: 188).
Dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إنما أنا بشر مثلكم أنسى كما تنسون, فإذا نسيت فذكروني ( رواه البخاري: 401؛ مسلم: 572).
“Sesungguhnya aku adalah manusia biasa seperti kalian, aku lupa seperti kalian lupa, maka jika aku lupa maka ingatkanlah” (HR. Bukhori no. 401; Muslim no. 572).
Dan
orang yang beristighotsa (meminta tolong) kepada Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam dengan keyakinan bahwa beliau dapat memberi manfaat
dan mudhorat, maka dia kafir dan mendustakan Allah Azza wa Jalla lagi
musyrik (menyekutukan Allah, pent) karena Allah Azza wa Jalla
berfirman:eee
وَقَالَ
رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ
عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ (60) سورة غافر
“Dan
Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Al-Ghofir (Al-Mukmin): 60).
قُلْ إِنِّي لَا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا رَشَدًا (21) سورة الجن
“Katakanlah(ya
Muhammad): “Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu
kemudharatanpun kepadamu dan tidak (pula) suatu kemanfaatan” (QS. Al-Jin: 21).
Dan berdasar sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada kerabatnya (artinya):”Aku tidak dapat membantu kalian sedikitpun dari siksa Allah” (HR. Bukhori: 2753; Muslim: 351).
Dan tidak boleh sholat di belakang orang itu dan orang-orang yang seperti dia, sholat di belakangnya tidak sah, dan tidak halal menjadikan dia sebagai imam/ pemimpin bagi kaum muslimin.
Sumber: Majmu’ Fatawa Arkanil Islam, soal: no. 47. Syaikh Muhammad Sholih Al-‘Utsaimin rahimahullah Ta’ala.
Dikutip dari salafy.or.id offline dinukil dari http://abdurrahman.wordpress.com, Penulis: Syaikh Muhammad Sholih Al-‘Utsaimin rahimahullah, Judul : Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi-wa-sallam-Adalah Cahaya Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar